Kepala Eksekutif Perencana Keuangan Longview Economics, Chris Watling menyatakan data ekonomi Amerika Serikat terbaru menunjukkan potensi resesi dan investor perlu strategi menghadapi kejatuhan pasar saham.
Chris Watling menyatakan dalam program “Squawk Box Europe” CNBC pada hari Jumat (21/04/2023) bahwa dia percaya resesi sedang dalam perjalanan, mengutip pernyataannya bahwa indikator ekonomi utama yang “cukup menarik” dan “sangat buruk”.
Indeks ekonomi utama AS mengalami penurunan 1,2% pada Bulan Maret 2023, anjlok ke level terendah sejak November 2020. Data tersebut menggambarkan pelemahan ekonomi dapat segera meningkat dan menyebar ke seluruh Amerika Serikat.
Watling juga memberikan sinyal peringatan bahwa kronologi resesi terjadi setelah inversi kurva imbal hasil treasury mengalami pembalikan arah pertama kali pada Maret 2022 dalam periode satu tahun atau lebih.
“Setiap kali terjadi, Amerika Serikat akan mengalami resesi. Jadi, saya pikir itu akan datang. Ini hanya masalah waktu,” kata Watling.
Sementara banyak ekonom telah memperingatkan bayang-bayang terjadinya resesi, IMF dikejutkan dengan data penguatan pasar tenaga kerja AS dan belanja konsumen.
IMF telah merilis laporan World Economic Outlook terbarunya pada Selasa (11/4/2023) bahwa ekonomi terbesar di dunia itu mengalami pertumbuhan sebesar 1,6%, di atas perkiraan sebesar 1% pada tahun 2022.
Gita Gopinath, Wakil Direktur pelaksana IMF mengatakan kepada Joumanna Bercetche dari CNBC bahwa tanda-tanda penurunan data inflasi telah memberi alasan untuk percaya ekonomi AS dapat menghindari resesi. Namun, kejatuhan pasar masih memungkinkan terjadi.
Ekspektasi kinerja pendapatan yang terlalu optimis
Watling menyatakan penurunan ekonomi tidak akan dapat terlewati tanpa cedera. Alasannya adalah margin keuntungan mengalami rekor tertinggi pada 2022 dan sedikit meningkat pada 2022.
Peningkatan tersebut mudah diperoleh saat inflasi, sehingga perusahaan memperoleh keleluasaan dalam mengelola dana untuk operasi. Rekor keuntungan tentu saja akan lebih mudah diperoleh.
Namun, terjadinya resesi menyebabkan pukulan pada margin keuntungan. Keterbatasan uang beredar akan membuat pendapatan kembali normal. Oleh karena itu, pasar yang sedang dalam ekspektasi optimis akan menghadapi kejatuhan di beberapa titik.