Selalu ada peluang di setiap krisis ekonomi. Terbukti, setiap krisis selalu melahirkan orang-orang yang kekayaannya bertambah karena peningkatan investasi di pasar modal, khususnya saham. Maklum, saat pasar modal rontok, banyak harga-harga saham yang “diskon” karena terpangkas cukup dalam.
Momen terpangkasnya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tengah ancaman resesi ekonomi global banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk masuk ke pasar saham. Harapannya, harga-harga saham yang sedang merosot saat ini akan kembali menguat saat kondisi pasar membaik. Prinsip dasar inilah yang mendorong banyak orang untuk menjajal sebagai investor pemula di pasar modal ketika pandemi berlangsung.
Tips sebelum memutuskan mulai investasi saham
Dari sejumlah indikator diatas, jelaslah bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki prospek positif. Jadi, ini adalah saat yang tepat bagi kamu untuk mulai investasi di pasar modal. Nah, sebelum menjadi investor, pahami dulu tujuh hal ini.
1. Pahami prinsip dasar investasi
Yang perlu kamu pahami sebelum kamu memutuskan menjadi investor pemula ialah, di dunia investasi berlaku prinsip high risk, high return, atau semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi potensi keuntungan yang bisa didapat. Prinsip ini berlaku untuk produk-produk investasi tinggi risiko seperti saham, trading foreign exchange, dan cryptocurrency.
Sebaliknya, dunia investasi juga mengenal prinsip low risk, low return, artinya semakin rendah risiko, semakin rendah juga potensi keuntungan yang bisa diperoleh. Prinsip ini berlaku untuk produk-produk berisiko rendah seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, deposito, dan sebagainya. Pilihlah produk investasi yang sesuai dengan profil risiko, apakah konservatif, moderat, atau agresif.
2. Amankan arus kas dan proteksi
Dalam piramida perencanaan keuangan, investasi berada di urutan ketiga yang harus diamankan setelah arus kas dan proteksi. Jadi, pertama-tama kamu perlu memastikan arus kasmu cukup sehat dengan memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, punya dana darurat, dan mampu mengendalikan utang. Idealnya, seseorang punya dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bulanan.
Dana darurat ini berguna untuk memastikan kamu tetap bisa menjalankan kegiatan sehari-hari, meski kondisi darurat terjadi, seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, terkena bencana, dan sebagainya. Setelah arus kas aman, tahap selanjutnya, kamu perlu memiliki proteksi dengan memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
3. Gunakan dana lebih untuk investasi
Dalam berinvestasi, gunakanlah dana lebih atau excess fund. Artinya, dana tersebut memang tersedia untuk investasi dan bukan diambil dari pos lain yang sudah ada peruntukannya. Sehingga, kalau dana tersebut nilainya turun karena merugi, kamu tidak akan terpuruk secara finansial dan tetap bisa mewujudkan rencana finansial karena pos dana lain aman terkendali. Jangan pula berinvestasi dengan berutang. Karena kalau nanti nilai investasi merosot, maka kamu akan menanggung kerugian berkali-kali lipat.
4. Kenali beberapa cara mendapatkan keuntungan dalam investasi
Ada berbagai macam keuntungan yang bisa kamu peroleh dari masing-masing jenis investasi. Untuk investasi saham misalnya, kamu bisa memperoleh keuntungan dengan capital gain, yakni selisih antara harga beli dan harga jual; dari dividen saham, yaitu pembagian keuntungan perusahaan; dan short selling, yaitu menjual saham yang belum kamu miliki dan membelinya kembali di harga murah di masa depan.
Sementara jika kamu mau menjajal menjadi investor reksa dana, maka keuntungan yang kamu peroleh adalah dari nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan. Jika kamu ingin menjadi investor Obligasi Negara Ritel (ORI), maka keuntungan yang kamu peroleh bisa berupa kupon yang dibayar per tiga bulan atau enam bulan, dan capital gain dari selisih harga jual dan harga beli ORI. Sementara untuk investasi berupa deposito, kamu beroleh keuntungan berupa bunga yang dibayar per tiga bulan sekali.
5. Belajar analisa fundamental dan teknikal
Jika kamu mau menjadi investor saham, maka kamu perlu mempelajari analisis fundamental, analisis teknikal, serta isu yang sedang berkembang di makro ekonomi, industri, bahkan ekonomi global.
Analisis fundamental adalah metode menganalisis dasar-dasar ekonomi suatu perusahaan, dilihat dari neraca, laporan laba rugi, dan rasio-rasio penting. Sementara analisis teknikal adalah metode yang mempelajari sejarah pergerakan harga saham untuk memprediksi arah pergerakan saham di masa depan.
Mempelajari banyak analisis ini penting agar kamu dapat membaca sentimen pasar atau industri saham tertentu terhadap suatu isu. Dengan mengetahui sentimen tersebut, kamu bisa memutuskan kapan akan membeli atau menjual saham tersebut.
6. Jangan menggantungkan nasibmu pada rekomendasi orang lain
Dewasa ini, banyak grup Whatsapp atau Telegram yang menawarkan rekomendasi jual dan beli saham tertentu. Karena rekomendasi ini bersifat eksklusif, maka grup ini mengenakan biaya kepada anggotanya. Grup yang diprakarsai oleh influencer atau pompomers saham ini biasanya juga menawarkan jasanya di Instagram.
Sebetulnya, sah-sah saja jika kamu mau ikut grup berbayar saham. Namun, kamu tetap perlu memperkaya diri dengan pengetahuan seputar investasi saham dan tidak menggantungkan sepenuhnya nasibmu pada rekomendasi orang lain. Gunanya, agar kamu tetap bisa punya penilaian obyektif dalam memutuskan untuk masuk atau tidak pada suatu saham. Sehingga, kamu terhindar dari kerugian besar jika ternyata rekomendasi dari grup meleset.
7. Pelajari strategi berinvestasi
Kamu juga perlu memahami dua strategi berinvestasi, yakni berinvestasi sekaligus atau lump sum dan berinvestasi secara berkala atau yang juga dikenal dengan istilah Dollar cost averaging. Investasi sekaligus ialah teknik menempatkan dana satu kali di awal pada suatu produk investasi. Strategi ini cocok untuk kamu yang punya modal besar di awal dan memiliki waktu terbatas untuk memantau pergerakan investasi di masa mendatang.
Sementara investasi berkala adalah teknik yang berfungsi menurunkan kerugian atau menambah potensi keuntungan dengan menambah dana investasi setiap bulan di produk yang sama. Bisa juga mengkombinasikan keduanya. Misalnya, dari total modal yang disiapkan, gunakan 30% untuk membeli saham di harga sekarang. Lalu siapkan 70% untuk averaging down jika saham turun atau akumulasi modal.
Pasar modal menyimpan peluang besar untuk pengembangan dana, yang bisa membantumu mewujudkan tujuan keuangan namun dengan catatan bahwa resikonya juga harus kita pahami dan kelola dengan bijak. Dengan memperhatikan ketujuh hal di atas, kamu akan lebih siap saat memutuskan untuk mulai investasi.