Catat! 4 Penyakit Ini Bikin BPJS Kesehatan ‘Nombok’

Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas, Kantor Presiden, 25 Agustus 2022

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan terdapat empat penyakit yang paling banyak ditombok atau dibiayai oleh BPJS Kesehatan.

Suharso menjelaskan, dalam setahun terakhir terdapat peningkatan pelayanan penyakit katastropik atau penyakit yang membutuhkan perawatan medis yang lama dan berbiaya tinggi.

Penyakit yang termasuk dalam pengelompokan katastropik pada Program JKN antara lain penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, sirosis hati, thalasemia, leukimia, dan hemofilia.

“Meskipun insidennya tidak terlalu tinggi, ada empat penyakit dengan beban BPJS terbesar,” jelas Suharso saat memberikan keterangan pers terkait hasil Sidang Kabinet Paripurna di Istana, Kamis (2/3/2023).

Suharso merinci, BPJS Kesehatan telah membiayai pengobatan pasien dengan penderita jantung sebesar Rp 10,3 triliun, kanker sebesar Rp 3,5 triliun, storke sebesar Rp 2,5 triliun, dan gagal ginjal sebesar Rp 2,3 triliun.

Adapun kata Suharso, untuk pembiayaan pengobatan kanker, pasien terbanyak dialami oleh pasien perempuan.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta, agar rumah sakit di Indonesia bisa berinvestasi untuk menambah jumlah alat mammografi untuk bisa melayani masyarakat penderita kanker payudara di Indonesia.

Mammografi atau mammogram adalah tes pemindaian untuk menangkap gambar jaringan payudara dengan sinar-X. Pemeriksaan medis ini digunakan untuk mendeteksi lebih dalam kelainan pada payudara.

Lewat mammografi, dokter bisa mengetahui ada tidaknya tumor, kanker, kista, atau penumpukan kalsium pada jaringan payudara.

Suharso merinci, BPJS Kesehatan telah membiayai pengobatan pasien dengan penderita jantung sebesar Rp 10,3 triliun, kanker sebesar Rp 3,5 triliun, storke sebesar Rp 2,5 triliun, dan gagal ginjal sebesar Rp 2,3 triliun.

Adapun kata Suharso, untuk pembiayaan pengobatan kanker, pasien terbanyak dialami oleh pasien perempuan.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta, agar rumah sakit di Indonesia bisa berinvestasi untuk menambah jumlah alat mammografi untuk bisa melayani masyarakat penderita kanker payudara di Indonesia.

Mammografi atau mammogram adalah tes pemindaian untuk menangkap gambar jaringan payudara dengan sinar-X. Pemeriksaan medis ini digunakan untuk mendeteksi lebih dalam kelainan pada payudara.

Lewat mammografi, dokter bisa mengetahui ada tidaknya tumor, kanker, kista, atau penumpukan kalsium pada jaringan payudara.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*