Terdapat tiga salah pikir investor mengenai dividen, bahwa pembagian dividen yang besar tidak melulu baik bagi investor.
Salah satu keuntungan investor berinvestasi di saham selain keuntungan modal, yakni mendapatkan bagian dari laba perusahaan tempat investasi atau disebut dividen.
Maka dari itu ada baiknya tetap memperhatikan keseluruhan fundamental perusahaan dibandingkan hanya melihat dividen saja.
Meski demikian, ada tiga salah paham investor mengenai dividen yang dibagikan oleh perusahaan, yakni:
Dividen Tinggi Adalah yang Terbaik
Kesalahpahaman terbesar di antara par investor adalah saat perusahaan membagikan dividen tinggi merupakan hal baik.
Ingat, dividen adalah persentase keuntungan bisnis yang dibayarkan kepada pemiliknya (pemegang saham) dalam bentuk uang tunai yang juga dikutip sebagai rasio pembayaran atau dividen payout ratio.
Ini berarti uang yang dibagikan dalam bentuk dividen yang tinggi tidak diinvestasikan lagi untuk perkembangan bisnis seperti ekspansi.
Jika sebuah perusahaan membayar pemegang saham terlalu tinggi, ini mungkin merupakan tanda bahwa manajemen memilih untuk tidak menginvestasikan kembali di perusahaan mengingat kurangnya potensi keuntungan di masa depan.
Pengumuman Dividen Selalu Menarik
Bukan saat pengumuman dividen yang membuat harga saham melayang, akan tetapi sebelum pengumuman tersebut adalah peluang yang terbaik
Saat emiten mendapatkan laba bersih yang tinggi sebenarnya Anda dapat memperkirakan berapa jumlah pembagian dividen yang mulai membeli saham tersebut.
Sebab saat jumlah dividen dibagi diumumkan harga saham cenderung tinggi karena banyak investor yang menjadi dividend hunter.
Adapun faktor yang bisa Anda lihat dari perusahaan untuk menaksir dividen yang dibagikan yakni historis rasio pembayaran dividen, arus kas bebas yang tinggi, kemudian tingkat utang.
Perusahaan Bagi Dividen Tidak Selalu Aman
Hanya karena perusahaan menghasilkan dividen besar tidak menjadikannya perusahaan yang aman.
Manajemen dapat menggunakan dividen untuk “menenangkan” investor yang tidak puas dengan kinerja harga saham perusahaan tersebut.
Bisa juga dividen sebagai tanda perusahaan terkesan baik baik saja dengan prospek bisnis menjanjikan, padahal yang sebenarnya adalah sebaliknya. dividen hanya pemanis saja.