Perolehan laba bersih emiten tambang melambung ratusan persen efek dari boom commodity yang membuat harga batu bara dunia meroket hingga 165% sepanjang 2022. Dampaknya adalah para emiten produsen batu bara diprakirakan juga akan turut membagikan dividen jumbo tahun ini.
Tentu saja investor akan senang ketiban THR dari dividen di tengah huru hara ekonomi dunia. Apalagi para taipan batu bara yang memiliki kepemilikan saham besar di perusahaan batu bara.
Berikut adalah prakiraan dividen dari emiten batu bara:
Orang terkaya kedua RI pemilik Bayan Resources (BYAN), Low Tuck Kwong, mendapati kekayaannya akan bertambah Rp8,11 triliun dari dividen final sebesar Rp399 per saham.
Jika turut menghitung pembagian dividen interim yang dibagikan pada Januari lalu, maka total dividen yang didapatkan Low Tuck Kwong diprakirakan sebesar Rp17,64 triliun.
Mengutip Forbes, harta Low Tuck Kwong saat ini senilai US$12,1 miliar atau setara Rp187,55 triliun (kurs=Rp15.500/US$). Adanya pembagian dividen, hartanya bisa bertambah menjadi Rp205,19 triliun.
Sementara itu Adaro Energy Indonesia (ADRO) diprakirakan akan membagikan dividen sebesar Rp496 per saham.
Pembagian dividen ikut berdampak pada peningkatan harta kekayaan kongsi pengusaha di balik Adaro, termasuk keluarga Boy Thohir, TP Rachtmat, Arini Subianto hingga Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno.
Harta kekayaan Boy Thohir, orang terkaya nomor 15 di Indonesia, dari kepemilikan langsung di ADRO bisa bertambah hingga Rp14,76 triliun. Saat ini tercatat hartanya sebesar Rp53,48 triliun akan bertambah setelah pembagian dividen menjadi Rp68,24 triliun.
Sementara itu, harta Edwin dan TP Rachmat dari kepemilikan langsung berpotensi mendapatkan dividen sebesar Rp785,6 miliar dan Rp607,3 miliar.
Sementara itu, Indo Tambangraya Megah (ITMG) yang berhasik membukukan kenaikan laba hingga 160% akan membuat investornya kebagian dividen jumbo.
Pembagian dividen ITMG turut membuat harta taipan Thailand pemilik Grup Banpu yang merupakan pemegang saham utama terbesar ITMG naik. Harta keluarga Somruedee Chaimongkol ditaksir naik hingga Rp12,21 triliun.
Hal yang sama juga ikut dirasakan oleh taipan batu bara lain yang hartanya secara mayoritas terikat pada kepemilikan saham. Taipan-taipan tersebut termasuk keluarga Ghan Djoe Hiang pemilik Grup Baramulti hingga Eddy Sugianto, pemilik Prima Andalan Mandiri (MCOL).