Dua Hari Beruntun Saham BUMI Bakrie Terbang 3%, Ada Apa Nih?

PT Bumi Resources Tbk berkomitmen pada kesetaraan gender

Saham emiten pertambangan batu bara Group Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terpantau melesat lebih dari 3% pada awal perdagangan sesi I Selasa (16/5/2023).

Per pukul 10:28 WIB, saham BUMI melonjak 3,17% menjadi Rp 130/saham.

Saham BUMI pada perdagangan sesi I sudah ditransaksikan sebanyak 10.471 kali dengan volume https://situs888gacor.com/ https://situs888gacor.com/sebesar 439,66 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 57,02 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 48,27 triliun.

Hingga pukul 10:28 WIB, di order offer atau jual, terdapat 256.404 lot antrian di harga Rp 130/saham. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 132/saham yang mencapai 493.217 lot antrian.

Sementara di order bid atau beli, ada 96.172 lot antrian di harga Rp 129/saham. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 120/saham, yakni sebanyak 534.161 lot antrian.

Jika menghitung awal perdagangan sesi I hari ini, maka saham BUMI sudah menghijau selama tiga hari beruntun, dengan dua hari beruntun melesat lebih dari 3%.

Melesatnya harga saham BUMI terjadi meski harga batu bara acuan dunia masih dalam tren bearish hingga kemarin. Pada perdagangan Senin kemarin, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup melemah 0,31% di posisi US$ 162,5 per ton.

Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi pada Jumat pekan lalu di mana harga batu bara naik 1,81%.

Harga batu bara kembali melandai karena dihujani sentimen negatif, mulai dari rencana pemangkasan kapasitas pembangkit di Amerika Serikat (AS) hingga penutupan tambang batu bara di India.

Namun, kabar kenaikan penggunaan listrik di China menahan harga batu bara untuk jatuh lebih dalam.

Di lain sisi, kinerja keuangan BUMI juga menjadi penopang saham BUMI meski sentimen ini sudah diketahui oleh pasar pada awal bulan ini.

Sebelumnya pada kuartal pertama tahun ini, BUMI membukukan laba bersih senilai US$ 60,25 juta atau sekitar Rp 903,60 miliar (kurs Rp 15.000 per dolar AS).

Laba tersebut naik 39,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 43,25 juta atau setara Rp 648,75 miliar.

Namun laba per 1.000 saham dasar atau dilusian tercatat senilai US$ 0,36 per 31 Maret 2023, turun dari US$ 0,48 pada periode yang sama tahun 2022.

Perseroan mencatat pendapatan pada kuartal I-2023 mencapai US$ 454,86 juta atau naik 30% dari kuartal I-2022 sebesar US$ 349,87 juta. Jumlah tersebut belum termasuk PT Kaltim Prima Coal atau KPC yang merupakan anak usaha BUMI.

Apabila termasuk konsolidasi dengan KPC, maka pendapatan BUMI pada kuartal I-2023 sebesar US$ 1,64 miliar selisih sekitar 2.622% dari pendapatan teraudit di periode sama. Di mana laba yang dapat diatribusikan sebesar US$ 60,2 juta.

Adapun beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 tercatat sebesar US$ 370,77 juta, naik dari US$ 294,29 juta pada tiga bulan pertama tahun lalu. Salah satu faktor yang mempengaruhi beban pokok pendapatannya adalah, tingkat royalti yang naik.

Pada kuartal I-2022, royalti tambang sebesar 13,5% dari pendapatan. Sedangkan di kuartal I-2023, royalti naik menjadi 14% di dalam negeri dan hingga 28% untuk ekspor.

BUMI juga mendapat penalti untuk penjualan di bawah tingkat yang ditentukan yang meningkat lebih dari US$ 400 juta, dibanding tahun lalu. Harga bahan bakar juga naik secara signifikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*