Harga mayoritas saham emiten batu bara terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (13/3/2023), meski belum ada sentimen yang dapat menggairahkan harga batu bara acuan dunia.
Hingga pukul 11:30 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 11 saham menguat, tiga saham stagnan, dan enam saham melemah. Dari 11 saham yang menguat, tujuh diantaranya sudah melesat lebih dari 1% dan sisanya yakni empat saham menguat kurang dari 1%.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Indika Energy | INDY | 2.270 | 4,13% |
United Tractors | UNTR | 27.925 | 4,10% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 298 | 2,05% |
ABM Investama | ABMM | 2.890 | 1,76% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.910 | 1,75% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 38.650 | 1,58% |
MNC Energy Investment | IATA | 79 | 1,28% |
Bumi Resources | BUMI | 130 | 0,78% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1.155 | 0,43% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 6.425 | 0,39% |
Bukit Asam | PTBA | 3.900 | 0,26% |
Atlas Resources | ARII | 238 | 0,00% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 4.020 | 0,00% |
Harum Energy | HRUM | 1.635 | 0,00% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 6.375 | -0,39% |
Bayan Resources | BYAN | 18.500 | -0,80% |
TBS Energi Utama | TOBA | 500 | -0,99% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 60 | -1,64% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 675 | -2,88% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 95 | -5,94% |
Sumber: RTI
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) menjadi yang paling besar penguatannya hingga sesi I hari ini, yakni melonjak 4,13% ke posisi harga Rp 2.270/saham.
Selanjutnya di posisi kedua, ada saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang melompat 4,1% ke Rp 27.925/saham.
Selain itu, beberapa saham batu bara berkapitalisasi pasar besar (big cap) pada pagi hari ini juga menguat, seperti saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Namun, untuk saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) terpantau melemah 0,8% ke Rp 18.500/saham, sedangkan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) stagnan di level Rp 1.635/saham.
arga batu bara masih lesu pekan lalu meskipun menguat pada Kamis dan Jumat. Harga pasir hitam juga diperkirakan masih akan loyo pada pekan ini.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle memang ditutup menguat 4,89% ke posisi US$ 193 per ton.
Namun, secara keseluruhan, harga batu bara ambruk 1,23% pada pekan lalu. Pelemahan ini memperpanjang kinerja negatif menjadi dua pekan terakhir. Pada dua pekan lalu, harga batu bara juga ambles 4,32%.
Permintaan dari global juga belum sekencang yang diharapkan sehingga harga batu bara bisa loyo.
Berdasarkan data Kepabeanan Australia, ekspor batu bara Australia anjok 13,4% (month-to-month/mtm) pada Januari 2023 menjadi 26,9 juta ton.
Selain karena produksi yang lebih rendah karena musim yang leih basah, ekspor juga melandai karena melemahnya permintaan.
Dibandingkan pada Desember 2022, ekspor batu bara ke Jepang turun 15% pada Januari 2023 sementara ke Korea Selatan ambles 28% dan India turun 3%.
Kenaikan permintaan dari India dalam beberapa hari ke depan diharapkan bisa menopang harga pasir hitam pekan ini.
Permintaan listrik dari India melonjak 10% pada Januari-Februari 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Impor batu bara dari India diperkirakan akan meningkat ke depan. Selain karena pemulihan ekonomi, permintaan naik karena India akan menghadapi musim panas pada April-Juni tahun ini.
Meski harga batu bara masih cenderung lesu, tetapi prospek pembagian dividen menjadi salah satu penopang pergerakan saham-saham batu bara di RI pada sesi I hari ini.
Apalagi, kinerja emiten batu bara yang cukup positif tahun lalu akibat melesatnya harga batu bara menjadi alasan bahwa pembagian dividen dari emiten batu bara cukup menarik bagi investor.