Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat tipis di sesi awal perdagangan Selasa (23/5/2023).
Penguatan ini menjadi kabar baik pasca ambrolnya harga CPO pada perdagangan kemarin setelah dihujani sentimen negatif.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat 0,03% ke posisi MYR 3.429 per ton pada pukul 08:45 WIB.
Lesunya harga akhir-akhir ini membawanya kembali turun ke level 3.400-an padahal harganya sempat https://rtphuat138slot.online/ nanjak ke level 3.600-an pada perdagangan 10 Mei.
Pada perdagangan awal pekan Senin (22/5/2023) harga CPO kembali ditutup jatuh 1,52% ke posisi MYR 3.428 per ton.
Secara bulanan penguatan CPO terpangkas menjadi 2,7% namun masih mengalami koreksi tajam 17,87% secara tahunan.
Meskipun mengalami penguatan, perdagangan masih rawan tertekan oleh sejumlah faktor.
Di antaranya lonjakan prospek produksi kelapa sawit untuk periode Mei, kerugian terkait minyak kedelai, dimulainya kembali pasokan minyak bunga matahari dari Laut Hitam, dan prospek ekspor Malaysia Mei yang lesu.
Hal ini dijelaskan oleh Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura.
Dari sisi ekspor produk minyak sawit Malaysia, surveyor kargo Intertek Testing Services untuk periode 1-20 Mei naik 1,6% dari bulan yang sama sebelumnya.
Sementara, Surveyor kargo lainnya, Amspec Agri Malaysia, mengatakan ekspor naik 2,9%. Angka ini lebih lambat dari kenaikan 4% -5,2% pada periode 1-15 Mei.
Dari sisi minyak saingannya, pada perdagangan kemarin kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,8%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 1,3%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,04%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. Turunnya harga minyak saingannya turut memberikan sentimen negatif terhadap harga CPO.
Setidaknya angin segar CPO datang dari China sebagai harapan agar harganya bisa bangkit. Sebab, jelang awal pekan lalu momentum bullish di minyak kedelai berjangka Chicago dan pembelian baru China minggu ini menjadi harapan bangkitnya harga CPO.
Hal ini dijelaskan oleh kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai.
“Persediaan minyak sawit berkurang di China dan India, sementara margin impor dibuka untuk olein olahan sawit di China dan minyak sawit mentah di India setelah harga turun dari level tertinggi baru-baru ini,” ungkapnya dikutip dari Reuters.
Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO dapat menguji level support MYR 3.418 per ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR .344-3.363 per ton.