Pasca runtuhnya tiga bank AS tahun ini, praktisi ekonomi AS memiliki kekhawatiran akan bencana ekonomi lain yang dapat mengikuti. CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon memberi perhatian khusus pada sektor pinjaman properti real estate.
“Selalu ada sisi negatifnya. Kerugian https://rtpdwslot88.org/ dalam kasus ini mungkin adalah real estat. Kejadiannya bisa sangat terisolasi atau tidak akan terjadi pada setiap bank,” kata Dimon dalam sesi tanya jawab selama konferensi pers public expose banknya, Senin (22/5/2023) waktu setempat, dikutip dari CNBC Internasional.
Bank-bank AS secara historis telah mengalami gagal bayar pinjaman yang rendah selama beberapa tahun terakhir karena suku bunga rendah dan membanjirnya uang stimulus yang dikeluarkan selama pandemi Covid-19. Tetapi hal ini berubah setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.
Bangunan komersial di beberapa daerah, termasuk San Francisco yang berpusat pada teknologi, mungkin terpukul karena para pekerjanya enggan kembali ke kantor, setelah menikmati Work From Home selama pandemi.
“Akan ada siklus kredit. Pandangan saya itu akan sangat normal, di luar peningkatan kerugian kredit real estate,” kata Dimon.
Misalnya, jika pengangguran meningkat tajam, kerugian kartu kredit mungkin melonjak menjadi 6% atau 7%, kata Dimon. Tapi itu masih akan lebih rendah dari 10% yang dialami selama krisis 2008, tambahnya.
Secara terpisah, Dimon mengatakan bank, terutama yang lebih kecil yang paling terpengaruh oleh gejolak industri baru-baru, perlu merencanakan kenaikan suku bunga jauh lebih tinggi dari perkiraan kebanyakan.
“Saya pikir semua orang harus bersiap untuk tarif yang lebih tinggi, sekitar hingga 6% atau 7%,” tandasnya.
Diketahui, The Fed bulan lalu salah satu sebab keruntuhan Silicon Valley Bank adalah salah urus risiko suku bunga. Menurut Dimon, perbankan AS saat ini sudah bersiap untuk potensi kerugian dan regulasi dengan mengekang aktivitas pinjamannya, termasuk pada pinjaman di sektor properti.