FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Keputusan itu disampaikan FIFA melalui situs resminya, Rabu (29/3/2023).
FIFA tak mengungkap alasan secara pasti pembatalan Indonesia menjadi host. Federasi hanya menyebut RI gagal karena “situasi yang terjadi saat ini”.
Mendengar kabar ini, para pemain sepak bola Indonesia, penggemar, dan pakar bereaksi dengan kemarahan dan kesedihan. Pasalnya, FIFA menarik posisi Indonesia dari tuan rumah beberapa minggu sebelum pertandingan dimulai.
“Energi, waktu, keringat, dan bahkan darah telah kami keluarkan, tetapi suatu saat gagal karena alasan politik. Inilah impian besar kami yang telah Anda hancurkan,” tulis Rabbani Tasnim, striker berusia 19 tahun, sebagaimana dikutipĀ AFP.
Sebuah video menunjukkan para pemain dengan kepala tertunduk dan pelatih mereka menangis setelah menerima berita FIFA akan mencari tuan rumah baru para Rabu malam.
“Kami, para pemain, sekarang terkena dampaknya, bukan hanya kami tapi semua pesepakbola,” kata Hokky Caraka, striker berusia 18 tahun.
Hal yang sama juga dirasakan kepala pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Shin Tae Yong (STY). Ia mengatakan dirinya “patah hati” dan “lelah” setelah mempersiapkan tim selama lebih dari tiga tahun untuk pertandingan sepak bola remaja tersebut.
Pada Kamis pagi, papan bunga untuk para pemain bermunculan di luar markas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Jakarta Pusat, termasuk yang bertuliskan “jangan menyerah pada mimpimu”.
Mimpi ‘Dijegal’ Pejabat
Keputusan FIFA untuk menarik posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 juga terjadi setelah dua gubernur berpengaruh menganjurkan pelarangan tim Israel dari kompetisi tersebut.
Sebagai informasi, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal, dan dukungan untuk perjuangan Palestina di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia ini semakin tinggi, memicu penentangan lokal untuk menjadi tuan rumah tim Israel.
Akibatnya, warganet mulai membanjiri halaman Instagram Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan komentar negatif setelah dia menentang partisipasi Israel.
Gubernur Bali Wayan Koster juga tak luput dari kecaman. Ia menyatakan anti-Israel, mengutip pendudukan tanah Palestina dan kekhawatiran “ancaman dan keamanan” untuk menolak partisipasi Israel, serta membandingkan seruannya untuk larangan pengasingan Rusia dari Piala Dunia 2022 di Qatar.
“Ini benar-benar kejadian yang sangat menyakitkan bagi rakyat Indonesia. Mereka yang membuat keributan dan membuat kami gagal… harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Akmal Marhali, pakar sepak bola Save Our Soccer.
“Kita berbicara tentang pemuda yang ingin bermain sepak bola. Mereka tidak memiliki minat lagi. Mengapa masalah ini dicampur secara membabi buta dengan permainan politik?” kata pandit Justin Lhaksana.
Para penggemar berat Indonesia juga kecewa karena kehilangan turnamen sepak bola besar pertama mereka dengan cara paling menyakitkan.
“Saya sangat kecewa karena sudah menjadi impian saya untuk menyaksikan Indonesia menjadi tuan rumah acara sepak bola global,” kata penggemar bola Jarnawi (40).
Suara Presiden Tak Mempan
Padahal sebelumnya Presiden Joko Widodo sempat angkat suara mengenai polemik Piala Dunia U-20, terkait penolakan Timnas Israel yang bakal berlaga di Indonesia. Dia menegaskan bahwa Timnas Israel bisa ikut serta dalam acara internasional ini.
“Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri kita terhadap Palestina, karena dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat,” kata Jokowi dalam pernyataan pada Selasa (28/3/2023).
Sejalan dengan itu, Jokowi juga sepakat dengan Duta Besar Palestina dimana kehadiran timnas Israel merupakan ketentuan FIFA, sementara Indonesia hanya tuan rumah yang hanya memfasilitasi.
“Dalam urusan Piala Dunia U-20 ini kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya, jadi jangan mencampur adukan urusan olahraga dan politik,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, FIFA juga sudah mengetahui adanya penolakan terhadap keikutsertaan Timnas Israel. Jokowi sebelumnya juga sempat mengutus Ketua PSSI Erick Thohir untuk untuk mencari solusi terbaik dan bertemu dengan pihak FIFA atas permasalahan yang berujung dengan pencabutan status tuan rumah Indonesia ini.
Selain mencabut status, FIFA juga mengancam sanksi lebih lanjut dan dapat mengecualikan Indonesia dari kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dimulai pada Oktober. RI sempat dilarang selama satu tahun pada tahun 2015 karena campur tangan pemerintah.