Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) sempat menjadi buah bibir saat meroket lebih dari 1.500% pada 2022 di tahun pertama melantai (listing) di bursa. Bahkan, ADMR menjadi saham termoncer di Asia kala itu, mengalahkan grup konglomerat India Adani Power Ltd.
Euforia saham emiten besutan pengusaha Garibaldi ‘Boy’ Thohir tersebut sudah dimulai sejak Adaro Minerals melantai, pada 3 Januari 2022.
Harga https://meja138apk.com/ https://meja138apk.com/penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) emiten batu bara tersebut dipatok hanya Rp100/saham.
Tak dinyana, hanya dalam 3 bulan usai melantai, atau tepatnya pada 19 April 2022, saham ADMR meroket hingga ke Rp2.990/saham. Ini merupakan level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) ADMR.
Bila dihitung, kenaikan tersebut setara dengan 2.890%, menjadikan ADMR saham IPO paling cemerlang sekaligus saham paling moncer di antara ratusan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) waktu itu.
Kendati pada kelanjutannya ada penurunan, selama 2022, saham ADMR tetap sukses terbang tinggi 1.595%. Pada periode yang sama, saham Adani Power Ltd naik 200%.
Dengan harga ATH tahun lalu, pada 19 April 2022, kapitalisasi pasar (market cap) ADMR mencapai Rp122,24 triliun.
Menariknya, saat ADMR sedang di puncak ‘pesta’, kapitalisasi pasarnya melampaui sang induk, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADMR) yang sebesar Rp104,59 triliun per 19 April 2022.
Memang, selama April 2022, market cap ADMR cenderung di atas ADRO, sebelum akhirnya kembali di bawah sang induk mulai Mei 2022 hingga saat ini.
Kini, Senin (15/5/2023), market cap ADMR tercatat sebesar Rp36,18 triliun, sedangkan ADRO Rp84,12 triliun.
Kenaikan gila-gilaan saham ADMR waktu itu, selain spekulasi khas saham IPO, berkaitan pula dengan story atau kisah terkait harga batu bara dan keriuhan soal kendaraan listrik (EV). Maklum, ADMR mengakuisisi perusahaan smelter aluminium demi memasok komponen EV di masa depan.
Kini, dengan harga batu bara yang mulai mendingin dan riak-riak keriuhan IPO sudah mereda membuat saham ADMR, bahkan juga sang induk ADRO, merosot.
Selama 2023 (ytd), saham ADMR anjlok 46,31%, sedangkan ADRO turun tajam 30,91%.
Tidak Bagi Dividen
Kabar teranyar, ADMR memutuskan tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2022 yang nilainya US$ 336 juta. Alasannya, laba bersih akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan bisnis dan modal kerja.
“Waktu kita mengusulkan berapa jumlah dividen yang dibagi ada beberapa pertimbangan,” kata Direktur Adaro Mineral Heri Gunawan dalam jumpa pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Heri menjelaskan, dari laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2022 sebesar US$ 336 juta, sebesar US$ 3,36 juta akan digunakan untuk dana cadangan wajib. Sementara sisanya US$ 332 juta akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
“Prioritas pengembangan perusahaan, kita asses kebutuhan dana berapa, untuk capex atau belanja modal, ataupun aluminium,” sebutnya.