Terungkap! Rusia Bangun & Biayai Pusat Penyiksaan di Kota Ini

Seorang ayah terkejut ketika dua anaknya terbunuh dalam serangan roket Rusia, terlihat di Pulau Karabell di Kherson, Ukraina pada 12 Desember 2022. (Anadolu Agency via Getty Images)

Rusia dilaporkan merencanakan dan membiayai langsung sebuah pusat penyiksaan di Kota Kherson, Ukraina. Hal ini terlihat dari bukti yang dikumpulkan oleh tim pengacara Ukraina dan internasional yang dipimpin seorang pengacara Inggris.

Sebagaimana diketahui, kota di Ukraina selatan itu berada di bawah kendali Rusia selama delapan bulan, sejak 2 Maret 2022 lalu hingga pasukan Ukraina memasuki kota itu pada 11 November 2022.

Para pengacara, yang disebut Tim Mobile Justice, mengatakan pada Kamis (2/3/2023) bahwa mereka telah menyelidiki 20 ruang penyiksaan di Kherson.

Mereka menyimpulkan ruang penyiksaan tersebut bagian dari rencana yang diperhitungkan untuk meneror, menundukkan, dan melenyapkan perlawanan Ukraina dan menghancurkan identitas negara tetangganya tersebut.

Bukti yang dikumpulkan oleh jaksa Ukraina dan dianalisis oleh tim Mobile Justice mencakup rencana yang digunakan oleh pasukan pendudukan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendirikan, mengelola, dan membiayai 20 pusat penyiksaan di Kherson.

“Ruang penyiksaan massal, yang dibiayai oleh negara Rusia, tidak acak melainkan bagian dari cetak biru yang dipikirkan dan dibiayai dengan hati-hati dengan tujuan yang jelas untuk menghilangkan identitas nasional dan budaya Ukraina,” kata pengacara Inggris Wayne Jordash yang memimpin tim tersebut, dikutipĀ The Guardian, Kamis (2/3/2023).

Para pengacara menuturkan lebih dari 1.000 orang yang selamat telah mengajukan bukti dan lebih dari 400 orang telah menghilang dari Kherson.

Pusat-pusat tersebut dijalankan oleh dinas keamanan Rusia, FSB, serta dinas penjara Rusia dan kolaborator lokal. Fasilitas ini dirancang untuk menaklukkan, mendidik ulang, atau membunuh pemimpin sipil Ukraina dan para pembangkang.

Para tahanan termasuk yang memiliki hubungan dengan Ukraina atau masyarakat sipil Ukraina, seperti aktivis, jurnalis, pegawai negeri, dan guru. Korban lain mengatakan mereka dihentikan secara acak di jalan dan kemudian ditahan karena diduga memiliki materi pendukung Ukraina di ponsel mereka.

Para tahanan, baik laki-laki dan perempuan, menjadi sasaran pemukulan fisik, siksaan dengan sengatan listrik dan seluncur air. Mereka dipaksa untuk belajar dan melafalkan slogan, puisi, dan lagu pro-Rusia.

Namun belum jelas apakah lebih dari 400 orang yang hilang dibunuh selama pendudukan atau yang telah dibawa ke Rusia.

“Rencana Putin adalah menduduki Ukraina, menundukkan penduduk Ukraina ke pemerintahan Rusia dan menghancurkan identitas Ukraina. Rencana ini menjadi lebih jelas karena bukti kejahatan perang berkembang biak dan seiring kemajuan penyelidikan kami,” pungkas Jordash.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*