Kementerian Pertanian (Kementan) merilis, musim panen raya padi di Sulawesi Selatan kali ini mampu menghasilkan surplus hingga 2 juta ton beras. Dengan estimasi produktivitas mencapai 6 ton gabah kering giling (GKG) per ha.
Hal itu disampaikan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau jalannya panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023)
Dalam keterangan resmi dirilis Kementan, tinjauan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah untuk memastikan pangan di bulan puasa dan Lebaran mendatang aman tersedia.
“Diketahui, panen raya Sulawesi Selatan mengalami surplus hingga 2 juta ton (beras) dengan rata-rata produktivitas 6 ton (GKG) per ha. Dengan demikian, kebutuhan beras di sana dalam kondisi cukup hingga Lebaran nanti,” tulis Kementan.
Jumlah surplus ini setara dengan besaran impor beras yang direncanakan pemerintah sampai akhir tahun 2023, yaitu 2 juta ton. Di mana, untuk tahap pertama, ditargetkan masuk 500.000 ton sebelum Lebaran 2023.
Rencananya impor akan dilakukan Perum Bulog. Beras impor ini bakal digunakan untuk mengisi stok beras pemerintah di gudang Bulog, salah satunya untuk disalurkan sebagai bantuan sosial (bansos) pangan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pada bulan Maret-Mei 2023. Dengan besaran 10 kg per KPM. Artinya, dibutuhkan sekitar 630 ribu ton beras.
Namun, sampai saat ini, belum ada kepastian kapan realisasi pemasukan beras impor dilaksanakan. Begitu juga dengan kepastian terbitnya izin impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Pada 27 Maret 2023, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi bahkan mengakui belum ada rekomendasi teknis (rekomtek) yang diterbitkan Kementan.
Presiden kemudian menginstruksikan agar surplus itu didistribusikan ke daerah-daerah yang membutuhkan.
“Saya datang ke Kabupaten Maros untuk memastikan bahwa sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan. Sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi yang lain yang membutuhkan,” ujar Presiden dikutip dari keterangan resmi Kementan.
Menurut catatan Kementan, panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 ini mencapai 139.622 ha dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton GKG atau setara 399.085 ton beras.
Sedangkan untuk perkiraan panen padi di bulan April mendatang mencapai 174.609 ha dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton beras.
Dan, bulan Mei diperkirakan mencapai 85.576 ha, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.
Secara umum, luas baku sawah di Sulawesi Selatan mencapai 654.818 ha dengan luas panen mencapai 1.038.084 ha dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara 3.075.860 ton beras.
“Secara nasional ketersediaan beras saat ini dalam kondisi aman. Panen raya petani di sejumlah daerah telah menguatkan pasokan dan cadangan beras Indonesia dalam menghadapi Ramadan dan Idulfitri,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Dia pun berharap kolaborasi dan sinergi dengan Bulog dapat diperkuat untuk melakukan penyerapan.
“Tentu saja pertanian itu tidak bisa sendiri, siapapun akan membutuhkan kerjasama lintas Kementerian dengan Menteri BUMN semua pihak Bulog dan lain-lain,” kata Syahrul.
Dia pun menegaskan siap melaksanakan arahan Presiden agar meningkatkan produktivitas.
“Terutama dalam memitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi. Termasuk dalam melakukan pendampingan, akses pembiayaan dan intervensi teknologi mekanisasi,” katanya.
“Saya katakan disini harus kita support dari semua pihak. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan KUR,” pungkas Syahrul.